Stranger To Lover – Chapter One
STRANGER TO LOVERS
di dalam sebuah apartemen yang tinggi kutemui seseorang di lantai empat ketika saya ingin menuju ke arah lobby apartemen
saya mengabaikan dia karena menurut saya ia sedang baik baik saja dan tidak membutuhkan pertolongan.
namun pikiran saya yang melenceng dari tujuan yang ingin ke lobby malah mendekati seseorang didepan pintu kamar nomor 103, saya menghampiri nya dan berkata “ada yang ingin saya bantu kak?”
lalu ia pun menjawab “tidak terima kasih nyonya…” saya pun merasa kaget ketika ia memanggil saya dengan sebutan ‘nyonya’.
sudah berlama lama di sana selama tujuh menitan, saya pun ada hasrat untuk berkenalan sama seseorang tersebut saya mengatakan “bolehkah saya berkenalan dengan anda?” lalu ia menjawab “ohh boleh tentu saja perkenalkan nama saya Johan liebert, kalau anda?” saya menjawab “kalau saya cheerisa salam kenal ya semoga kita menjadi teman baik ( dengan senyuman yang penuh bahagia )”.
ketika aku sudah berkenalan dengannya, sebulan kemudian Johan dan Risa tidak bertemu kembali sudah satu bulan lamanya, ketika Risa ingin mengambil ponsel dan menyalakannya ada notifikasi yang membuat Risa menjadi heran, “mengapa ada chat dari kamar nomor 103 ya?, apakah dia mengenalku?” gumam Risa dengan rasa kebingungan, Risa pun menuju ke lantai bawah untuk menemukan kamar nomor 103.
sampai akhirnya Risa pun menemukan kamar nomor 103 ternyata orang yang ia kenali sebulan yang lalu, “untung saya tidak lupa kejadian itu kalau saya lupa habis nyawaku tch!” dengan perasaan emosi Risa, ia pun khawatir karena tidak bisa membalas chat takut takutnya bukan orang yang ia kenali rupanya.
Ke khawatiran Risa pun makin menjadi jadi sebab Risa tidak tahu apakah isi chat tersebut adalah sebuah informasi atau hanya ingin berkenalan saja, jika ingin menyebarkan informasi saja kenapa tidak di grup chat apartemen saja, Risa pun melakukan aktivitas seperti biasa meskipun pikiran ia ingin membuka chat dari kamar 103 itu.
Setelah berjam jam kemudian Risa pun memutuskan untuk membuka chat dari kamar 103, lalu Risa pun membuka chatnya dengan hati hati saking khawatirnya dengan chat tersebut karena Risa pada zaman waktu kecilnya ketika Risa berumur 15 tahun ia kena scam atau penipuan atas nama temannya sendiri eh ternyata seseorang yang akan menipu dia secara habis habisan, lalu Risa membuka chatnya
Ternyata seseorang yang ia kenali sebulan yang lalu, dengan sopannya Johan telah chat Risa dengan sebutan “nyonya” kembali setelah berbulan bulan ia tidak menemuinya, Risa sangat senang karena chat dari Johan membuat Risa nyaman dengannya, Johan chat Risa seperti “Hai apa kabar, namaku Johan kamu Cheerisa Anindya kan?” Risa pun menjawab chat darinya “Iya kak bener banget, duhh maaf banget yaa baru balas karena aku khawatir dengan isi chatnya” johan menjawab chat darinya “oooohhh, gapapa nyonya Risa, aku tahu kamu memiliki trauma dimasa lalu :)” Risa membalas chat dengan perasaan yang senang “MAKASIH BANGET YAAA <3”
Sesuatu pun terjadi di malam minggu ketika Risa sedang memikirkan Johan, lalu Johan pun mendekati punggungnya memeluk erat tubuh Risa yang kedinginan di balkon apartemen lalu Johan pun memberi Risa sebuah jaket yang tebal bisa menghangatkan tubuh Risa yang kedinginan, sembari menikmati pemandangan di malam hari melihat cahaya bintang nun jauh disana sambil menikmati secangkir kopi dingin.
Johan dan Risa sangat menikmati pemandangan di balkon yang sangat indah sembari meminum secangkir kopi, mereka berdua lelah secara bersamaan karena, mengapa daritadi kita berdiri saja sedangkan ada kursi di belakang kita, dia berdua pun duduk sambil menikmati kopi yang sedang diminumnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, Johan dan Risa segera merapikan kamar tidur dan menyalakan lampunya berubah menjadi warna campuran yaitu warna ungu, biru, merah, dan hijau. Setelah mengganti warna lampu mereka berdua bahagia bersama sambil mendengarkan musik, akhir dari kisah ini adalah Johan dan Risa menikah