KENDARAAN LISTRIK RAMAH LINGKUNGAN?
SELENGKAPNYA SILAHAN KLIK DI: “KENDARAAN-ELEKTRIK“
FACHRI R.A.
14 FEBRUARI 2024
KENDARAAN RAMAH LINGKUNGAN (UNTUK) WARGA YANG TINGGAL DI KOTA
Apakah dengan menggunakan kendaraan elektrik akan menyebabkan lingkungan yang ramah? Siapa yang diuntungkan? Kendaraan elektrik atau listrik memang tidak menghasilkan polusi pada saat beroperasi, namun produksi kendaraan elektrik ambil contoh mobil listrik membutuhkan bahan bakar seperti lithium, nikel, kobalt untuk membuat baterainya. Dengan begitu, pertambangan-pertambangan akan terus berjalan, dampak yang ditimbulkan dari produksi baterai tersebut dapat merusak lingkungan, contohnya air menjadi keruh, kotor dan tidak layak untuk dikonsumsi. Ide ini hanya berlaku untuk orang-orang yang tinggal di daerah perkotaan, namun bagi mereka yang tinggal di daerah non perkotaan dan apalagi didekat pertambangan dan produksi baterai itu akan sangat dirugikan. Mereka yang hidup di sana digusur, diberi konsekuensi air kumuh dengan adanya produksi baterai di sana. Apa yang saya uraikan di atas, nampaknya kurang diberitakan pada masyarakat secara keseluruhan. Kita hanya disogoki dengan masa depan yang lebih ramah lingkungan dengan transisi dari mobil konvensional menjadi mobil listrik, kita hanya sering diberikan informasi ttg kelebihannya saja, dampak yang serius dari kendaraan berlistrik tidak menjadi bahan obrolan yang diberitakan oleh media indonesia. Sehingga hanya menimbulkan angan-angan yang manis di dalam benak tentang kendaraan elektrik tersebut, tanpa muncul sebuah diskusi tentang bagaimana kita mengantisipasi, membuat solusi akan produksi baterai yang cenderung merusak lingkungan? Dialog-dialog semacam itu semu di kita. Ditambah lagi, minat baca kita akan sains kurang, kekepoan kita tentang sains, lingkungan, dan alam kureng. Dan dalam hal kurangnya minat baca terhadap sains, kekepoan dan kesadaran kita terhadap lingkungan dan alam, kita sudah digempur oleh audio visual yang semakin canggih, ditambah teknologi Kecerdasan buatan yang berkempang pesat dan merajalela. Semakin canggih, semakin instan, semakin malas untuk research dan berpikir. Akibatnya, kita menjadi negara dengan netizen terpedas di dunia, lontaran-lontaran yang dapat menyakti perasaan seseorang di mesia sosial yang mana di sana tidak ada filter kesopanan layaknya di dunia nyata saat bertemuan tatap-tatapan empat mata, kita malah cenderung senyum-senyum palsu untuk memberikan dan menunjukan kesopanan kita kepada masyarakat.
Namun, meski begitu kita masih perlu menimbang kembali tentang kendaraan elektrik. Terus menurunnya produksi dan cadangan minyak bumi indonesia, minyak bumi adalah sumber bahan bakar kendaraan dan termasuk pada jenis sumber eneregi tak terbarukan. Kendaraan konvensional membutuhkan minyak bumi sebagai bahan bakarnya, seperti; bensin, dan solar. Kendaraan konvensional seperti kendaraan bermotor sebagian besar menggunakan bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui, maka semakin banyak kendaraan bermotor, semakin banyak bahan bakar fosil yang digunakan. Kendaraan bermotor menyumbang emisi gas rumah kaca yang terperangkap di atmosfer bumi. Bahan bakar fosil mengandung bahan biokimia dan merupakan hasil dari pembentukan dan penguraian dalam kurun jutaan tahun yang kemudian memadat dan menghasilkan energi untuk batu bara, minyak bumi, dan gas. Karena prosesnya yang panjang dan tidak dapat diperbaharui, persediaan bahan bakar fosil terbatas sehingga lama kelamaan akan habis. Efek negatif dari penggunaan bahan bakar fosil adalah meningkatkan polusi udara berupa racun dalam bentuk radikal bebas, menyebabkan hujan asam, menyebabkan pencemaran lingkungan tanah dan air, berisiko bagi kesehatan para pekerja tambang, berefek pada pemanasan global, dan mempengaruhi perubahan iklim yang ekstrem.
Bahan bakar fosil juga dapat menghasilkan listrik, bahan bakar itu adalah batubara. Oleh karena itu, jika kendaraan listrik semakin banyak maka kebutuhan listrik semakin melunjak dan bahan bakar fosil dibutuhkan lebih banyak untuk menghasilkan listrik tersebut. Maka kita juga harus memiliki sumber listrik yang ramah lingkungan seperti panel surya, dan nuklir. Dan permasalhan selanjutnya adalah ketika baterai kendaraan listrik sudah melewati batas waktu, maka harus diganti dengan baterai yang baru. Baterai yang lama juga pada akhirnya akan dibuang oleh masyarakat umum, menimbulkan masalah lingkungan juga. Menurut ICCT, dari sekitar 99% baterai yang didaur ulang oleh US, hanya 5% yang berhasil dan dapat memanfaatkan lithium kembali tersebut. Sisanya dibuang. Permasalahan ketiga, adalah masalah pembangunan yang masih belum merata, dan STASIUN PENGISIAN DAYA yang belum juga merata. Oleh karena itu dibutuhkan perencanaan, diskusi, dialeksitika, pengembangan yang berkelanjutan dan dapat membuahkan semacam solusi untuk permasalahan tadi.
DIAGRAM DAMPAK DARI KENDARAAN LISTRIK:
dapat dilihat dengan lengkap di: https://www.canva.com/design/DAF8weE6LbE/N_9dwVc9NHit1OXSsdmzqA/edit?utm_content=DAF8weE6LbE&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton
REFERENSI:
https://envihsa.fkm.ui.ac.id/2022/11/25/mobil-listrik-persoalan-atau-pemecahan-masalah/
https://www.youtube.com/watch?v=w8K_rHgD57g&pp=ygUIcmVtb3Rpdmk%3D