Rain

Rain

Aku membuka jendela kamarku yang telah lama kututup karena hujan diluar, suara gemercik hujan masih terdengar walau hujannnya tidak sederas sebelumnya. Aku segera pergi keluar rumah dan mengambil sepedaku, tentu saja aku pergi keluar setelah mendapat izin dari ibuku.

Aku mulai bersepeda dan menyusuri jalanan yang basah, langit mulai berubah warnanya yang awalnya gelap karena mendungnya hujan menjadi terang berwarna orange yang bertanda matahari akan tenggelam.

Setelah itu aku turun dari sepedaku setelah sampai ditempat tujuanku. Disini adalah tempat kesukaanku, karena disini aku bisa melihat dengan jelas matahari terbenam ditambah suara gemuruh air pantai melengkapi indahnya pemandangan disini. Rumahku memang cukup dekat dengan pantai, sehingga aku selalu pergi ke tebing pantai untuk melihat matahari terbit maupun tenggelam.

Aku pergi ke pembatas tebing dan menghirup udara yang segar. Aku terus melihat pemandangan indah yang tidak bisa  membuatku berhenti memuji Tuhanku yang telah menciptakan pemandangan seindah ini.

Lalu ku tak menyangka hujan akan turun kembali. Ah tidak.. ini buruk! aku lupa membawa jas hujan milikku yang tertinggal dirumah. Bergegas aku menaiki sepedaku kembali, dan dengan cepat kembali kerumahku.

Haah.. sepertinya percuma saja aku bersepeda dengan cepat, rumahku dengan tempat tebing tadi cukup jauh jaraknya. Untungnya hujannya tidak sederas tadi, sehingga aku memperlambat mengayuh sepedanya karena lelah.

Ah.. aku telat menyadari bahwa hujan juga patut aku syukuri pula. Hujan begitu banyak membawa manfaat dan tentu saja hujan pula begitu indah bila dirasakan.

Aku bersepeda dengan bersenandung riang, biarkan saja hujan mengenai tubuhku dan tetap mengayuh sepedaku menuju rumah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *